PALEMBANG, KOMPAS.com - Naskah soal Ujian Nasional SMA diduga bocor. Untuk itu sejumlah sekolah mengumpulkan siswa hari ini, Senin (20/4), pada pukul 05.00 tadi atau dua jam sebelum pelaksanaan UN, untuk membagikan kunci jawaban.
Sementara kemarin, Minggu (19/4), Koordinator Pengawas Universitas Sriwijaya (Unsri) bersitegang dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Palembang karena koli berisi naskah soal UN dibuka tanpa izin.
Informasi yang berhasil dihimpun, dua SMA di kawasan Lemabang meminta siswa kumpul di sekolah pukul 05.00. Ts, seorang pelajar, mengatakan, instruksi itu diberikan wali kelas masing-masing. Di sekolahnya terdapat empat kelas IPA dan tujuh kelas IPS.
Namun tidak seluruh siswa berencana datang dengan pertimbangan UN dilaksanakan pukul 07.00 atau tidak membutuhkan kunci jawaban karena merasa sudah siap.
“Saya tidak akan datang. Teman saya juga tidak akan datang. Sekarang tinggal mempersiapkan mental saja,” kata Ts.
Ade (18) siswa SMA yang sama dengan Ts mengaku gurunya mewajibkan siswa datang ke sekolah untuk membahas soal UN. Terpisah, Sr (18) siswi sekolah berbeda di kawasan Lemabang juga mengaku disuruh guru datang ke sekolah sebelum pukul 06.00.
“Kami disuruh datang pukul 06.00. Guru mau memberikan kami kunci jawaban, mudah-mudahan benar,” kata Sr, yang mengaku masih was-was.
Sementara itu, penyebaran kunci jawaban ujian via SMS sudah berlangsung sejak kemarin sore. Sriwijaya Post mendapati tujuh pelajar kumpul di Jl Balayuda, tidak jauh dari lingkungan sekolah di kawasan itu. Masing-masing memegang ponsel, sibuk menelepon dan saling mengirim SMS.
Salah seorang siswi di antaranya mengaku telah mendapat pesan singkat berisi kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ia sempat hendak memberikannya pada Sriwijaya Post, tapi urung karena dicegah temannya. Mata pelajaran yang diujikan hari ini, untuk jurusan IPA, Bahasa Indonesia dan Biologi. Sedangkan jurusan IPS, Bahasa Indonesia dan Sosiologi.
Unsri Protes
Sementara itu, kemarin siang (20/4), tiga tim Koordinator Pengawas Unsri bersitegang selama dua jam dengan tim Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Palembang dan 22 Penanggung Jawab Sub Rayon Sekolah. Itu karena Unsri menemukan banyak kejanggalan dalam proses pendistribusian 23.622 naskah soal UN untuk SMA/MA/SMK dari percetakan. Total koli yang didistribusikan mencapai 293 koli untuk 22 sub rayon SMA dan 39 Koli untuk 6 sub rayon SMK.
Kejanggalan menonjol, yakni empat koli berisi sampul untuk pengembalikan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) dan satu koli berisi kaset soal listening Bahasa Inggris telah dibongkar tanpa sepengetahuan Unsri.
Unsri adalah perguruaan tinggi negeri yang ditunjuk Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) sebagai lembaga penanggung jawab pelaksanaan Ujian Nasional di Provinsi Sumsel dan Bangka Belitung.
Pembongkaran dilakukan di halaman Disdikpora Kota Palembang atas dasar kesepakatan tim Disdikpora Palembang dan 22 penanggung jawab sub rayon. Mereka beralasan, kegiatan itu dilakukan untuk memilah sampul dan kaset untuk diserahkan ke sub rayon.
Tim Pengawas Unsri yang beranggotakan Syarif Husin MSi, Retna Maharani MSi dan Ir Yakni Uris HSCE terlambat mengetahui hal ini. Mereka protes karena menilai tindakan itu di luar System of Operational Procedure (SOP) UN 2009/2010.
“Seharusnya kalau memang kardus itu menjadi satu, boleh dibongkar tetapi tetap harus ada pengawasan dari tim Unsri,” kata Syarif.
Syarif cs lebih naik pitam lagi setelah mengetahui semua kardus yang memuat lembaran naskah dalam amplop ternyata juga langsung dibuka oleh Penanggung Jawab Sub Rayon. Meski diawasi polisi, kata Syarif, tindakan itu ilegal karena tidak disaksikan koordinator pengawas Unsri.
Insiden ini memberi celah pembocoran soal oleh pihak sekolah. “Sesuai SOP, seharusnya besok, Senin (20/4) semua kardus naskah soal baru dibongkar, dipilah-pilah dan diserahkan ke sekolah penyelenggara, di luar itu bisa menimbulkan kecurigaan,” tegas Syarif.
Syarif protes bersama tiga anggota Tim Pemantau Independen, yakni Dr Ir Hersyamsi MAgr, Dr IR Amin Rejo MPd, dan M Syaifuddin Msi. Mendapati aksi protes, Kadis Dikpora Palembang, H Hatta Wazol, mengatakan, pihaknya tidak tahu menahu ada aturan baru yang melarang pembongkaran kardus naskah soal.
Menurut dia, adalah wajar bila penanggung jawab membuka kardus itu karena mereka akan memilah amplop soal sebelum didistribusikan ke sekolah penyelenggara keesokan harinya. Tidak mungkin pembongkaran dilakukan, Senin (20/4) pagi, karena waktunya sangat mepet dengan pelaksanaan UN yang dimulai pukul 07.00.
“Selama ini, ya memang seperti itu. Kita tidak tahu ada aturan baru yang harus disaksikan tim Unsri. Bukannya mau membela,” kata Hatta, menjawab protes itu.
Dua Jam Tegang
Ketegangan berlangsung selama dua jam, belum juga menemukan jalan tengah. Ponsel Hatta Wazol terus berdering dari penanggung jawab sub rayon yang masih menunggu kepastian. “Kardus sudah kami buka. Bagaimana? Jam berapa orang Unsri mau datang,” kata Drs Somat, Kepala Sekolah SMAN 13 Palembang dari ujung telepon. Suaranya terdengar karena Hatta menekan loudspeaker ponselnya.
Hatta akhirnya memutuskan agar semua sekolah menunggu tim dari Unsri dulu baru membuka kardus naskah soal. “Ya sudah, tenang saja, kardus yang terlanjur dibuka diamkan dulu, jangan melakukan aksi apapun sebelum pihak Unsri datang,”kata Hatta mengimbau semua Kepsek Penanggung jawab sub rayon.
Di tengah situasi ketegangan di Disdikpora Palembang, pihak SMAN 1 Palembang (sub rayon 1) telah membuka koli berisi naskah soal. Kepala SMAN 1 Palembang, Dra Sukesi Kumalayanti MM, mengatakan, pihaknya tidak membuka soal UN. Kegiatan itu disaksikan anggota polisi.
“Soal tidak boleh dibuka, tapi kolinya saja untuk disimpan dan diamankan. Kita sudah siap, besok pagi SMA Srijaya mengambil soal ke sini,” katanya.
SMAN 3 Palembang juga membuka 14 koli besar berisi soal UN dan dua koli berisi LJUN. Dokumen rahasia negara itu dimasukkan dalam satu ruangan yang pintunya disegel dengan lakban dan segel khusus dari Disdikpora Palembang. Rojali SPd, Wakasek Kurikulum mengatakan, pihaknya disaksikan polisi tidak membuka lembar soal.
Sementara di Disdikpora Palembang, tepat pukul 11.15, Ketua Penanggung Jawab Pengawas Unsri, Dr Anis Assegaf, MSCE tiba di Disdikpora dan langsung menggelar rapat tertutup.
“Aksi pembongkaran apa pun tidak diizinkan kalau saksi tidak lengkap, apalagi tanpa pengawas Unsri,” katanya sambil berjalan memasuki ruang rapat.
Rapat yang dihadiri, Kadisdikpora Palembang serta para Kabid, Sekretaris Panitia UN, H Tarmizi Mairu, tiga pengawas koordinator Unsri, tiga anggota tim Independen beserta Anis Assegaf berlangsung panas. Hasilnya, Unsri melunak, menerima dan menempatkan insiden pembongkaran koli itu sebagai kondisi yang situasional.
Usai menggelar rapat, Tim Unsri dan Disdikpora langsung memantau kondisi di SMAN 1, SMAN 2, SMAN3, dan SMAN 13 Palembang. Anis dan Hatta menyegel dua pintu lemari di SMAN 1 dengan segel berlapis dua. Lapis segel pertama berwarna putih dari Disdikpora Palembang sedang segel merah kedua di atasnya dari Unsri. (sta/ahf)
Sabtu, 02 Mei 2009
Waduh... Kunci Jawaban UN Beredar di WC
PADANG, KOMPAS.com — Pantauan yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Pantau Ujian Nasional menemukan peredaran kunci jawaban di WC sekolah di Kota Padang. Kunci jawaban itu dengan mudah diakses oleh para siswa selama ujian berlangsung.
Juru bicara Aliansi Mahasiswa Pantau Ujian Nasional, Yogi Yoanda, Rabu (22/4), mengatakan, pihaknya memantau 14 sekolah menengah atas di Kota Padang. Dari hasil pantauan, peredaran kunci jawaban merupakan kecurangan yang paling banyak ditemukan.
Kunci jawaban banyak diedarkan di sekolah. WC merupakan tempat pertukaran kunci jawaban yang paling banyak dirujuk oleh siswa. Dinding WC juga ada yang ditulisi kunci jawaban ujian, ujar Yogi.
Selain menuliskan kunci jawaban di dinding WC, ada juga siswa yang saling menukarkan kunci jawaban di WC. Dalam beberapa kasus, pengawas bahkan mengizinkan banyak siswa sekaligus pergi ke WC.
Juru bicara Aliansi Mahasiswa Pantau Ujian Nasional, Yogi Yoanda, Rabu (22/4), mengatakan, pihaknya memantau 14 sekolah menengah atas di Kota Padang. Dari hasil pantauan, peredaran kunci jawaban merupakan kecurangan yang paling banyak ditemukan.
Kunci jawaban banyak diedarkan di sekolah. WC merupakan tempat pertukaran kunci jawaban yang paling banyak dirujuk oleh siswa. Dinding WC juga ada yang ditulisi kunci jawaban ujian, ujar Yogi.
Selain menuliskan kunci jawaban di dinding WC, ada juga siswa yang saling menukarkan kunci jawaban di WC. Dalam beberapa kasus, pengawas bahkan mengizinkan banyak siswa sekaligus pergi ke WC.
Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna Facebook yang masih sekolah berhati-hatilah! Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda.
Begitu tertulis dalam laporan studi yang mengambil sampel 219 mahasiswa Ohio State University tersebut. Namun penulis laporan mengatakan, laporannya hanya memperlihatkan kemungkinan hubungan antara penggunaan Facebook dan menurunnya nilai-nilai yang Anda peroleh di sekolah.
Faktanya, jika Anda pengguna Facebook, kemungkinan besar Anda selalu ingin mengetahui status yang dikabarkan oleh teman-teman Anda. Kenikmatan semangkuk baso, asyiknya irama jazz, foto-foto pesta teman-teman dekat Anda, dan pertanyaan-pertanyaan yang berharap mendapatkan komentar karena Anda ingin memastikan seseorang di jaringan pertemanan Anda sedang membaca tulisan Anda memang sangat menggoda hati dan juga menyita waktu Anda. Akhirnya, Anda mungkin terpicu untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir secara tak cerdas.
Untunglah bukan itu yang dilaporkan oleh peneliti Ohio State University. Namun disebutkan bahwa 65% mahasiswa setiap hari mengakses Facebook minimal satu kali dan menghabiskan setidaknya satu jam di laman tersebut. Yang menarik, 79% dari pengguna Facebook merasa bahwa menggunakan laman tersebut tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka. Namun yang terpengaruh adalah nilai ujian.
“Ini ibarat perbedaan antara dapat nilai A dan B,” kata Aryn Karpinski, peneliti Ohio State yang menanyai 219 mahasiswa untuk penelitiannya.
Begitu tertulis dalam laporan studi yang mengambil sampel 219 mahasiswa Ohio State University tersebut. Namun penulis laporan mengatakan, laporannya hanya memperlihatkan kemungkinan hubungan antara penggunaan Facebook dan menurunnya nilai-nilai yang Anda peroleh di sekolah.
Faktanya, jika Anda pengguna Facebook, kemungkinan besar Anda selalu ingin mengetahui status yang dikabarkan oleh teman-teman Anda. Kenikmatan semangkuk baso, asyiknya irama jazz, foto-foto pesta teman-teman dekat Anda, dan pertanyaan-pertanyaan yang berharap mendapatkan komentar karena Anda ingin memastikan seseorang di jaringan pertemanan Anda sedang membaca tulisan Anda memang sangat menggoda hati dan juga menyita waktu Anda. Akhirnya, Anda mungkin terpicu untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir secara tak cerdas.
Untunglah bukan itu yang dilaporkan oleh peneliti Ohio State University. Namun disebutkan bahwa 65% mahasiswa setiap hari mengakses Facebook minimal satu kali dan menghabiskan setidaknya satu jam di laman tersebut. Yang menarik, 79% dari pengguna Facebook merasa bahwa menggunakan laman tersebut tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka. Namun yang terpengaruh adalah nilai ujian.
“Ini ibarat perbedaan antara dapat nilai A dan B,” kata Aryn Karpinski, peneliti Ohio State yang menanyai 219 mahasiswa untuk penelitiannya.
Langganan:
Postingan (Atom)